Yahoo Messenger

Cyber Crime via Internet

Zaman sudah kian maju dan dengan kemajuan ini, maka tingkat kejahatan pun akan semakin berkembang, khususnya dari kalangan elite Technokrat. Komputer sebagai sarana kejahatan merupakan alat yang dibilang memang sulit untuk memantaunya apalagi jika tersambung dengan internet. Yang kita tahu, salah satu jalur transfer data yang sering kita gunakan itu terhubung dengan informasi yang tanpa batas, bisa diakses di mana-mana serta dimiliki oleh mayoritas orang dan pengguna internet.

Bayangkan saja, jutaan mungkin milyaran orang akan menggunakan internet sekitar di atas tahun 2010 nanti . Kita juga tahu,  dengan akses genggam via handphone  sudah dapat kita lakukan. Sehingga ini juga meningkatkan akses cyber crime. Dan tak bisa dielakkan lagi, kejahatan kini tidak hanya bisa dilakukan di dunia nyata, di dunia maya juga dapat dilakukan kejahatan yang luar biasa merugikan. Dengan pembobolan ATM, pembobolan akses Credit Card, Sindikat Mafia dan perdagangan narkoba mungkin juga dapat dilakukan. Karena telah kita saksikan beberapa hari yang lalu bahwa sindikat pelacuran saja dapat dilakukan lewat akses internet, mengapa tidak akses perdagangan narkoba juga tak bisa dilakukan, dan jika bandarnya adalah ahli hacking dan cracking, maka polisi dari Cyber Crime juga bakal kewalahan menghadapinya.


Awalnya kita menganggap seorang hacker adalah seorang penjahat dunia maya kecil saja, karena hanya belajar untuk mengganggu. Namun tak dapat dibayangkan juga bahwa seorang hacker juga dapat melakukan perbuatan itu. Tetapi ada juga yang harus kita ketahui, tidak semua orang dari aliran Technocrat (IT) itu adalah pelaku dari cyber crime, orang awam yang dengan awal belajar sajapun bisa seahli seorang Hacker. Karena keingintahuan orang akan ilmu Technology sudah menjadi kemutlakan untuk zaman sekarang. Awalnya orang paling tidak harus mengerti mengetik dengan microsoft office word, mengedit grafis dan desain rumah atau pakaian. Namun karena tingkat keingintahuan manusia itu tidak terbatas, maka orang akan merasa penasaran dan ingin tahu lebih tentang komputer. Nah, akses tak terbatas satu-satunya itu adalah Internet.

Dengan internet, kita sudah dapat mengakses berbagai macam informasil. Bahkan transaksi pembayaran di bank sudah dapat dilakukan melalui jaringan interconnection ini. Tak hanya itu, telephone genggam yang biasanya kita gunakan untuk SMS dan MMS kini sudah dapat dilakukan via internet. Dengan adanya fitur Messenger (IM) bermodal web-camera, akses tak terbatas tersebut dapat kita miliki. Seakan dunia sudah berada di dalam genggaman kita. Dan kita juga tahu, bahwa di era masa depan teknologi akan lebih maju lagi. Teknologi kloning nanti akan dilakukan secara terang-terangan khususnya di bidang medis. Teknologi Robot di segala bidang yang pengendaliannya secara jarak jauh mungkin juga akan menggunakan internet. Tak ada yang tak mungkin untuk akses via internet di masa depan. Namun masalahnya, pasti akan ada oknum yang akan memanfaatkan kondisi ini untuk kepentingan pribadinya.

Masalah Cyber Crime sebenarnya sudah merajalela di dunia nyata, hanya saja penanganannya masih sangat minim. Benar istilah,"Penjahat akan selangkah lebih maju daripada seorang Polisi". Makanya setelah ada kejahatan, baru berdatangan para polisi. Ini juga berlaku untuk Cyber Crime, setelah terjadi kasus maka Polisi pun segera menanggapinya. Seandainya saja dari pihak kepolisian ada rencana penyergapan awal yang kita sebut sebagai "pencegahan plus jebakan". Jangan setelah terjadi, baru bertindak. Untuk kasus Cyber Crime yang melibatkan saluran Internet ini amat sangat sulit mendeteksinya seperti mencari seekor tikus di dalam milyaran pipa dengan ratusan milyar jalur masuk dan keluarnya.

Siapapun dan dimanapun kita dapat mengakses internet. Bayangkan saja, setiap orang memiliki HP dengan sistem 3G , Full Networking, mau berbuat apa saja sudah merupakan "possiblelity". Untuk masalah blog misalnya, fitur pada HP saja sudah menyediakan fitur untuk membuat blog dari HP. Tak heran jika akses internet itu seperti berenang di samudera lepas, mau mencari apapun bisa. Tak heran jika nanti kepolisian mungkin sangat kewalahan untuk menangkap "jarum dalam tumpukan milyaran jerami". Apalagi sistem identifikasi komputernya masih lemah dan pada teknologi terbatas. Dilema yang amat sangat menyedihkan bagi pihak kepolisian. Namun pak Polisi jangan menyerah dahulu, karena anak IT juga bisa diajak kerja sama. Mengapa tidak jika anak Technocrat dijadikan intel-police bidang cyber crime saja? Karena untuk hal ini dibutuhkan kecerdasaran tinggi di bidang teknologi khususnya komputer. Atau pihak Universitas yang memiliki jurusan komputer (TI, System Informasi, Manajemen KOmputer dan Informatika) bisa menambah jurusan "Teknik Cyber Crime" yang khusus mempelajari aksi kejahatan dan kemungkinan cyber crime. Karena polisi sekarang ngga harus badannya tegap dan gede serta berseragam rapi dengan handgun di tepi saku celana, tapi yang dituntut adalah kecerdasan juga. Cyber Crime adalah kejahatan serius kelak, dan mungkin saja sindikat pembunuh bayaran bakal antri di website rahasia dengan pelaku di baliknya adalah sekali lagi anak-anak technokrat. Lawan yang sebanding untuk mereka adalah 50 lawan 50. Penjahat Cyber Crime versus Police Technocrat, itulah lawan yang sebanding.

Bagaimana mengatasi kejahatan Cyber Crime ini? Bervariasi. Namun seandainya setiap website diberikan IP cecker dalam mode hidden supaya setiap pengguna dapat terlacak sedang menggunakan IP di mana dia sedang berada dalam posisi On Line (OL). System IP cecker itu hanya pengandaian saja misalkan itu bisa diciptakan, hanya saja kejahatan ini bersifat "after event" (kejadian yang sudah terjadi), jadi sebelum muncul kejahatan itu, orang tidak berpikir untuk membuat sistem seperti itu. Dengan adanya widget seperti IP cecker di setiap blog umpamanya, kita bisa tahu dari mana pengunjung blog kita berasal paling tidak dengan IP yang jadi patokan, wilayah jangkauan identifikasi kejahatan akan semakin sempit dan mudah untuk dilacak. Tapi karena sistem di sluruh dunia menggunakan sistem free khususnya semua domain. Tapi untuk kepolisian di luar negeri saya rasa untuk hal Cyber Crime sudah sangat siap, karena teknologi yang mendukung di sana. Jadi disarankan, kepolisian Cyber Crime Indonesia lebih baik bekerja sama dengan Kepolisian Cyber Crime di luar negeri untuk menambah pengalaman dan informasi. Pemikiran luas, hanya saja teknologi yang memadai sangat terbatas itulah yang menghambat gerakan kita. Cyber Crime ini tidak mudah, namun jika teknologi mendukung dengan para ahlinya, kejahatan ini jadi susah-susah gampang.

0 komentar:

Sesudah Baca Bilang Apa??